Laporan Prakerin Jaringan Wireless

BAB I

PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang

Tidaklah asing lagi mendengar istilah ”Wireless”, kemajuan teknologi yang sangat pesat memungkinkan peralatan – peralatan yang menggunakan teknologi kabel digantikan dengan teknologi yang tidak menggunakan kabel seperti media frekuensi radio. Wireless biasa disebut banyak orang sebagai media yang menghubungkan antar device yang satu kedevice yang lain tanpa menggunakan kabel. Televisi, radio, handphone, remote control, controller PS3, wireless mouse, dsb hanyalah sebagian kecil alat-alat yang menggunakan teknologi wireless. Mungkin inilah yang menjadikan istilah ”wireless” sangat populer dan cepat berkembang.
Penggunaan Teknologi wireless banyak digunakan untuk pengganti kabel  kabel LAN atau bahkan WAN dikarenakan penggunaan wireless untuk kasus tertentu lebih efisien dan lebih hemat.
Contohnya saja, untuk jaringan LAN,  sekarang banyak sekali terdapat  ”Hotspot” atau area yang menggunakan media wireless untuk koneksi ke internet, area Hotspot ini banyak sekali kita temukan bahkan banyak yang menyediakan akses free hotspot agar semua orang dapat menggunakan layanan ini secara gratis seperti di Universitas, Kafe, Mall, Kantor, Sekolah Menengah dan bahkan tempat – tempat umum lainnya seperti tempat rekreasi yang disediakan oleh jasa pihak ISP (Penyedia Jasa Layanan Internet) dan Pemda.
Implementasi Wireless di warnet pun sudah mulai digunakan yaitu dengan menggunakan Accest Point dan tidak lagi menggunakan kabel UTP dan Switch yang tentunya akan merepotkan dalam instalasinya, apalagi jika di tempat tersebut yang menggunakan banyak komputer, mungkin akan lebih efisien penggunaannya.Untuk jaringan WAN sendiri, wireless dapat digunakan untuk menggantikan kabel Fiber Optik yang mahal harganya yaitu dengan menggunakan teknologi VSAT atau penggunaan BTS – BTS yang ada.
Teknologi yang digunakan untuk masing – masing kebutuhan pun berbeda – beda sesuai dengan jarak tempuh yang mampu ditangani oleh teknologi tersebut, contohnya saja Bluetooth hanya bisa menjangkau jarak tidak sampai sampai 10m, dan jaringan hotspot Wi-fi hanya menjangkau area 100-200 meter, apalagi jika terhalang dinding maka coverage area yang didapat akan semakin kecil.
Seiring dengan perkembangan teknologi wireless juga, semakin banyak pula dan beragam serangan – serangan terhadap keamanan dari wireless tersebut terlebih lagi dijaringan hotspot. Metode – metode authentikasi dan keamanan pada jaringan hotspot juga semakin beragam dan diperbaiki. Oleh sebab itu, penulis tertarik untuk membahas metode – metode authentikasi pada jaringan wi-fi tersebut.


1.2. Batasan Masalah

Dalam pembuatan tugas akhir ini untuk mengatasi permasalahan yang ada, maka penyusun membatasi permasalahan sebagai berikut :
  • Standar, 802.11 hanya memuat Open System Autentication & Setting Open System Autentication.
  • Shared Key Setting Autentication pada Access Point & Setting WEP Key.
  • WPA Pre-Shared Key ( WPA Personal )
  • WPA2 Pre-Shared Key ( WPA2 Personal )
  • WPA Enterprise/RADIUS ( 802.IX/ EAP
1.3. Tujuan Penulisan

Dalam laporan ini, adapun tujuan penulisan nya adalah untuk mengetahui metode – metode authentikasi yang baik untuk diterapkan dalam membangun jaringan hospot agar terhindar dari serangan hacker atau masuknya intruder illegal ke dalam jaringan wireless.
1.4. Metode Penulisan
  • Metode Observasi: metode pengumpulan data dengan cara pengamatan langsung tentang keadaan dan situasi.
  • Metode Dokumentasi: Metode pengumpulan data dengan cara mencari data pada dokumem-dokumen yang berkaitan dengan tema.
  • Metode Partisipasi : Metode pengumpulan data dengan cara penulis langsung melibatkan diri atau ikut serta dalam beberapa kegiatan dan aktifitas kantor/instansi/perusahaan.
1.5. Sistematika Penulisan

Secara sistematika, bagian-bagian dari laporan ini terdiri dari : Bagian awal halaman judul, kata pengantar, daftar isi, pendahuluan, latar belakang masalah, batasan masalah, tujuan penulisan, metode penulisan, sistematika penulisan, dasar teori, tinjauan lembaga, pembahasan, penutup, daftar pustaka.









BAB II

DASAR TEORI

2.1. Sejarah Wireless

Pada akhir 1970-an IBM mengeluarkan hasil percobaan mereka dalam merancang WLAN dengan teknologi IR, perusahaan lain seperti Hewlett-Packard (HP) menguji WLAN dengan RF. Kedua perusahaan tersebut hanya mencapai data rate 100 Kbps. Karena tidak memenuhi standar IEEE 802 untuk LAN yaitu 1 Mbps maka produknya tidak dipasarkan. Baru pada tahun 1985, (FCC) menetapkan pita Industrial, Scientific and Medical (ISM band) yaitu 902-928 MHz, 2400-2483.5 MHz dan 5725-5850 MHz yang bersifat tidak terlisensi, sehingga pengembangan WLAN secara komersial memasuki tahapan serius. Barulah pada tahun 1990 WLAN dapat dipasarkan dengan produk yang menggunakan teknik spread spectrum (SS) pada pita ISM, frekuensi terlisensi 18-19 GHz dan teknologi IR dengan data rate >1 Mbps.

Pada tahun 1997, sebuah lembaga independen bernama IEEE membuat spesifikasi/standar WLAN pertama yang diberi kode 802.11. Peralatan yang sesuai standar 802.11 dapat bekerja pada frekuensi 2,4GHz, dan kecepatan transfer data (throughput) teoritis maksimal 2Mbps.


Pada bulan Juli 1999, IEEE kembali mengeluarkan spesifikasi baru bernama 802.11b. Kecepatan transfer data teoritis maksimal yang dapat dicapai adalah 11 Mbps. Kecepatan tranfer data sebesar ini sebanding dengan Ethernet tradisional (IEEE 802.3 10Mbps atau 10Base-T). Peralatan yang menggunakan standar 802.11b juga bekerja pada frekuensi 2,4Ghz. Salah satu kekurangan peralatan wireless yang bekerja pada frekuensi ini adalah kemungkinan terjadinya interferensi dengan cordless phone, microwave oven, atau peralatan lain yang menggunakan gelombang radio pada frekuensi sama. Pada saat hampir bersamaan, IEEE membuat spesifikasi 802.11a yang menggunakan teknik berbeda. Frekuensi yang digunakan 5Ghz, dan mendukung kecepatan transfer data teoritis maksimal sampai 54Mbps. Gelombang radio yang dipancarkan oleh peralatan 802.11a relatif sukar menembus dinding atau penghalang lainnya. Jarak jangkau gelombang radio relatif lebih pendek dibandingkan 802.11b. Secara teknis, 802.11b tidak kompatibel dengan 802.11a. Namun saat ini cukup banyak pabrik hardware yang membuat peralatan yang mendukung kedua standar tersebut. Pada tahun 2002, IEEE membuat spesifikasi baru yang dapat menggabungkan kelebihan 802.11b dan 802.11a. Spesifikasi yang diberi kode 802.11g ini bekerja pada frekuensi 2,4Ghz dengan kecepatan transfer data teoritis maksimal 54Mbps. Peralatan 802.11g kompatibel dengan 802.11b, sehingga dapat saling dipertukarkan. Misalkan saja sebuah komputer yang menggunakan kartu jaringan 802.11g dapat memanfaatkan access point 802.11b, dan sebaliknya.

Pada tahun 2006, 802.11n dikembangkan dengan menggabungkan teknologi 802.11b, 802.11g. Teknologi yang diusung dikenal dengan istilah MIMO (Multiple Input Multiple Output) merupakan teknologi Wi-Fi terbaru. MIMO dibuat berdasarkan spesifikasi Pre-802.11n. Kata ”Pre-” menyatakan “Prestandard versions of 802.11n”. MIMO menawarkan peningkatan throughput, keunggulan reabilitas, dan peningkatan jumlah klien yg terkoneksi. Daya tembus MIMO terhadap penghalang lebih baik, selain itu jangkauannya lebih luas sehingga Anda dapat menempatkan laptop atau klien Wi-Fi sesuka hati. Access Point MIMO dapat menjangkau berbagai perlatan Wi-Fi yg ada disetiap sudut ruangan. Secara teknis MIMO lebih unggul dibandingkan saudara tuanya 802.11a/b/g. Access Point MIMO dapat mengenali gelombang radio yang dipancarkan oleh adapter Wi-Fi 802.11a/b/g. MIMO mendukung kompatibilitas mundur dengan 802.11 a/b/g. Peralatan Wi-Fi MIMO dapat menghasilkan kecepatan transfer data sebesar 108Mbps.

2.2. Wireless, Wi-fi , dan Hotspot

Wireless menggunakan gelombang radio electromagnetic untuk berkomunikasi dengan lainnya. Sebagai media transmisi menggantikan media kabel. Semakin jauh jangkaun dari wireless maka sinyal dan kecepatan yang akan didapatkan diujung akan semakin rendah. Wireless Fidelity adalah standar yang dibuat oleh konsorsium perusahaan produsen peranti W-LAN yaitu Wireless Ethernet Communications Alliance untukmempromosikan kompatibilitas perangkat802.11. HotSpot adalah definisi untuk daerah yang dilayani oleh satu Access Point Wireless LAN standar 802.11a/b/g, dimana pengguna (user) dapat masuk ke dalam Access Point secara bebas dan mobile menggunakan perangkat sejenis notebook, PDA atau lainnya  (Deris Stiawan, Wireless Fundamental, Instalation & Implemetations, 2008).

2.3. Modus Infrastruktur

Modus infrastruktur atau yang disebut Basic Service Set (BSS) adalah modus jaringan yang digunakan untuk menghubungkan wireless client dengan jaringan kabel yang telah ada. (S’to, 2007 .Wireless Kung fu Networking & Hacking, hal 35).  Adapun syarat untuk membangun jaringan ”infrastruktur” ini adalah dengan sebuah Accest point dan wireless client adapter. Sebuah Accesst point diibaratkan seperti hub/switch nya wireless, jadi semua komputer client yang akan berkomunikasi ke komputer lainnya akan melalui access point ini. Sebuah Access point dapat dihubungkan ke dalam jaringan kabel yang telah ada karena umumnya AP menyediakan port UTP untuk dihubungkan ke jaringan ethernet. Komputer – komputer yang terhubung ke dalam jaringan ”BSS” ini harus menggunakan SSID (Service Set Identifier) yang sama. SSID yaitu nama sebagai pengenal  jaringan hotspot. Jadi dapat dikatakan,  jaringan Hotspot Wi-fi merupakan Jaringan infrastruktur.




Sedangkan ESS (Extended service Set) adalah kumpulan jaringan – jaringan BSS dalam suatu area jaringan tertentu jika terdapat lebih dari satu BSS.


Menurut Standar IEEE 802.11, (Sumber: William Stallings, Chapter 14) berdasarkan mobilitas terdapat 3 tipe stasiun :
  • Tanpa transisi,  tidak bergerak atau sedikit bergerak di dalam daerah cakupan BSS
            2.  Transisi BSS,  pergerakan stasiun dari 1 BSSke BSS lain dalam ESS yang sama

3.   Transisi ESS, pergerakan stasiun dari BSS dalam sebuah ESS ke BSS dalam ESS lain

Selain modus Infrastruktur ini, ada juga Modus Ad-Hoc, yaitu bentuk jaringan yang paling sederhana, menghubungkan beberapa komputer ke dalam sebuah jaringan secara peer-to-peer tanpa menggunakan Access point. Modus ini biasa disebut juga IBBS (independent Basic Service Set). Akan tetapi, modus jaringan ad-hoc cara kerjanya lebih rumit dan mempunyai banyak keterbatasa dibandingkan dengan penggunaan access point.

Mengapa Metode Authentikasi diperlukan pada jaringan Hotspot

Seiring dengan perkembangan teknologi wireless yang semakin pesat, khususnya jaringan hotspot,  semakin dibutuhkannya pula jaringan hotspot ini sebagai media untuk koneksi internet sehingga sangat mendukung perangkat yang mobile seperti HP, laptop, dsb. Maka dari itu, diperlukan pula suatu metode authentikasi keamanan di jaringan hotspot tersebut agar tidak semua orang bisa bebas masuk ke dalam jaringan hotspot tersebut. Metode authentikasi merupakan suatu cara untuk mendukung keamanan di suatu jaringan, hal ini dilakukan untuk mencegah ancaman yang datang dari seseorang yang mempunyai keinginan memperoleh akses ilegal ke dalam suatu jaringan hotspot. Oleh karena itu, harus ditentukan siapa saja yang diperbolehkan mempunyai akses legal ke dalam sistem.
Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh penyusup, disini saya akan menjelaskan sedikit tentang tujuan dari penyusup masuk ke dalam jaringan. Ini sangat berguna dalam merencanakan sistem keamanan jaringan hotspot tersebut.

Beberapa tujuan para penyusup tersebut antara lain :
  • Pada dasarnya hanya ingin tahu sistem dan data yang ada pada suatu jaringan   komputer yang dijadikan sasaran. Penyusup yang bertujuan seperti ini sering disebut dengan The Curius.
  • Membuat sistem jaringan menjadi down, Penyusup yang mempunyai tujuanseperti ini sering disebut sebagai The Malicious.
  • Berusaha untuk menggunakan sumber daya di dalam sistem jaringan tersebut. Penyusup seperti ini sering disebut sebagai The High-Profile Intruder.


  • Ingin tahu data apa saja yang ada di dalam jaringan tersebut untuk selanjutnya dimanfaatkan untuk mendapatkan uang. Penyusup seperti ini sering disebut sebagai The Competition.
2.4 Standar 802.11

Standar 802.11 merupakan standarisasi awal untuk keamanan jaringan wireless. Metode pengamanan yang digunakan yaitu WEP (Wired Equivalent Privacy). Standarisasi 802.11 ini menentukan bahwa untuk bisa bergabung ke dalam jaringan hotspot, sebelum client bisa mengirim dan menerima data melalui Access Point, harus melalui 2 pintu yang harus dilalui yaitu Authentication dan Association.  (S’to, 2007. Wireless Kung fu Networking & Hacking ,  hal 88)


Standarisasi 802.11 ini menggunakan 2 jenis Authentication yaitu
  1. Open System Authentication
  2. Shared Key Authentication
Metode – metode authentikasi tersebut akan di jelaskan di bab selanjutnya.

2.5 Standar 802.1X / EAP


Spesifikasi yang dibuat oleh IEEE 802.1X untuk keamanan terpusat pada jaringan hotspot Wi-fi. Tujuan standar 8021X ini adalah untuk menghasilkan kontrol akses,  autentikasi, dan manajemen kunci untuk wirelessLAN. Spesifikasi ini secara umum sebenarnya ditunjukan untuk jaringan kabel yang menentukan bahwa setiap kabel yang dihubungkan ke dalam switch harus melalui proses auntetikasi terlebih dahulu dan tidak boleh langsung memperbolehkan terhubung kedalam jaringan. Standar 802.1x IEEE juga mendukungbeberapa metode autentikasi, seperti smart cards, Protected EAP (PEAP) , dan yang lebih baik lagi adalah biometrics. Jadi password  hanya bisadigunakan oleh satu pengguna pada satu waktu (Varamita, 2008. Remote Authentication Dial-In User Service, http://ilkom.unsri.ac.id)







BAB III

TINJAUAN LEMBAGA
3.1. Tinjauan Umum

       3.1.1. Sejarah Singkat UNIVERSITAS PEKALONGAN



Universitas Pekalongan lahir dan berdiri pada tahun 1982 atas prakarsa para alumni pelajar SMP Negeri 1 Pekalongan angkatan 1941 s/d 1945 dan didukung oleh angkatan-angkatan berikutnya bersama masyarakat Pekalongan yang tergabung dalam suatu yayasan yaitu Yayasan Samarthya Mahotsaha Paramadharma.



Universitas Pekalongan tumbuh sebagai peningkatan dari Sekolah Tinggi Ekonomi yang lebih dahulu dibuka secara resmi tanggal 5 September 1981.



Pada tahun 1982 Universitas Pekalongan memiliki tiga fakultas yaitu Fakultas Ekonomi (sebagai peleburan dari Sekolah Tinggi Ekonomi itu‑sendiri), Fakultas Hukum dan Fakultas Perikanan dengan mendapat pengesahan status Terdaftar dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 03989/0/1983 yang kemudian diperbarui dengan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 0386/0/1986 tentang penetapan kembali penyusunan jalur, jenjang dan program pendidikan serta nama unit/fakultas/jurusan program studi status terdaftar pada Perguruan Tinggi Swasta di lingkungan koordinasi Perguruan Tinggi Swasta Wilayah VI.




Atas berbagai pertimbangan dan saran dari berbagai pihak, pada tahun 1984 Universitas Pekalongan menambah satu fakultas lagi yaitu Fakultas Pertanian, yang kemudian mendapat pengesahan status Terdaftar dengan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 0828/0/1986.



Dengan statusnya ini Universitas Pekalongan berhak menyelenggarakan Ujian Negara di Fakultas masing‑masing dengan komposisi penguji sebanyak 50% dari Universitas Pekalongan dan 50% penguji negara (dosen negeri).
  • Pada tanggal 19 Agustus 1994 Fakultas Ekonomi memperoleh kenaikan status dari status Terdaftar menjadi status Diakui dengan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 235/DIKTI/Kep./1994 tentang Pemberian Status Diakui kepada Jurusan Manajemen Program Studi Manajemen untuk Jenjang Program S1 pada Fakultas Ekonomi di lingkungan Universitas Pekalongan di Pekalongan.
  • Pada tanggal 19 Agustus 1996 Fakultas Hukurn memperoleh Kenaikan Status, dari Status Terdaftar menjadi Status Diakui berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 430/DIKTI/Kep/1996 tentang Pemberian Status Diakui kepada Jurusan/Program Studi Ilmu Hukum di lingkungan Universitas.
  • Pada tanggal 22 Desember 1998 Fakultas Ekonomi dan Fakultas Hukum mendapat Status Akreditasi dari BAN‑PT (Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi) dengan nilai B.
  • Tanggal 15 Desember 2003 Fakultas Pertanian Program Studi Agronomi Terakreditasi dengan nilai B
  • Tanggal 15 Desember 2000 Fakultas Perikanan Program Studi Budidaya Perairan Terakreditasi dengan nilai B.
  • Program Studi Kesehatan Masyarakat (Sl) didirikan berdasarkan Surat Keputusan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikian Nasional Republik Indonesia Nomor : 1996/D/T/2005 tanggal 26 Juni 2005. Dengan dasar tersebut maka Program Studi Kesehatan Masyarakat (PSKM) pada Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Pekalongan mempunyai kewenangan dalam mendidik para mahasiswa menjadi Sarjana Kesehatan Masyarakat.
 3.1.2. Visi dan Misi UNIVERSITAS PEKALONGAN

VISI :

Sebagai Universitas terkemuka dalam membangun generasi keilmuan yang berwawasan luas, peka dan memiliki kecerdasan spiritual serta mampu mengamalkan IPTEKS

MISI :
    • Menyelenggarakan pendidikan akademik secara provisional.
    • Melaksanakan penelitian berdasarkan metode keilmuan dalam rangka pengembangan Ilmu dan inovasi bagi kepentingan masyarakat.
    • Melaksanakan pengapdian berdasarkan nilai-nilai kemanusiaan secara terus menerus berwawasan lingkungan untuk meningkatkan serta memajukan tingkat dan martabat masyarakat
    • Menumbuhkembangkan daya nalar, peka dan kritis terhadap realitas kehidupan masyarakat.
    • Membina dan mengembangkan pengelolaan universitas yang bertanggung jawab.
 4.1.2.Tujuan UNIVERSITAS PEKALONGAN

  • Menghasilkan sumberdaya insani yang cakap, mampu, mandiri yang memiliki tanggungjawab dan berpegang teguh pada etika profesi.
  • Terselenggaranya pendidikan tinggi di berbagai bidang IPTEKNI yang dibutuhkan masyarakat pada semua jenjang strata dan profesi.
  • Menjadi pusat penelitian dan pengembangan IPTEKNI untuk diabdikan kepada masyarakat.
  • Terjalinnya kerjasama Universitas Pekalongan dengan Institusi Pendidikan Tinggi, Instansi Pemerintah dan Swasta di bidang Tri Dharma Perguruan Tinggi.
  • Terselenggaranya pengabdian kepada masyarakat sebagai wujud tanggung jawab keilmuan dan moral.
  • Terwujudnya partisipasi dan peran aktif Universitas Pekalongan dalam membangun peradaban manusia yang diridhoi Tuhan Yang Maha Esa.
4.1.3. Bidang Usaha UNIVERSITAS PEKALONGAN

Bidang usaha Universitas Pekalongan adalah pendidikan, adapun pendidikan tersebut adalah pendidikan perguruan tinggi. Di dalam unikal memuat enam Fakultas dan terbagi lagi beberapa program studi  antara lain :
  1. Fakultas  Ekonomi memuat program studi :
- Manajemen (S1)


- Akuntansi (S1)
  1. Fakultas Hukum memuat program studi :
- Ilmu Hukum (S1)
  1. Fakultas Perikanan memuat program studi :
- Budidaya Perairan (S1)

  1. Fakultas Pertanian memuat program studi :
- Agroteknologi (S1)
  1. Fakultas  Ilmu Kesehatan memuat program studi :
- Kesehatan Masyarakat (S1)

- Keperawatan (S1)


- Fisioterapi (D3)

- Farmasi (D3)
  1. Fakultas Keguruan dan Ilmu Kependidikan memuat program studi :
- Pend. Bahasa Inggris (S1)

- Pend. Matematika (S1)

- Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia (S1)

                       







BAB IV

PEMBAHASAN


Jaringan hotspot wi-fi yang menggunakan media udara menyebabkan banyak kelemahan di jaringan wireless hotspot jika dibandingkan penggunaan jaringan kabel contohnya keamanan data yang dilewatkan di udara maupun masalah interferensi. Masalah keamanan data ini timbul karena media udara adalah media publik dimana siapapun orang bisa masuk ke dalamnya secara bebas.

Karena jaringan wireless merupakan jaringan yang memiliki topologi terbuka, maka harus lebih diperhatikan masalah keamanannya. Secara minimal, sekuritas dalam WLAN menggunakan sistem SSID (Service Set Identifier), sedangkan untuk lebih aman, digunakan metode enkripsi agar lalu lintas data tidak dapat dibaca oleh pihak luar. Jenis authentikasi ada bermacam-macam, yaitu Open System, Shared Key, WPA-PKS,

WPA2 – PSK, dan 802.1X / EAP.
Keamanan pada jaringan wireless hotspot ini dimulai dengan standar yang dikeluarkan IEEE yaitu standar 802.11 lalu semakin diperbaiki kelemahan nya dengan mengeluarkan standar – standar berikutnya.

Standar – standar tersebut memilki metode - metode authentikasi yang berbeda, seiring dengan berkembangnya teknologi wireless.

4.1.  Standar 802.11

4.1.1  Open System Authentication

Pada open system authentication ini, bisa dikatakan tidak ada ”authentication” yang terjadi karena client bisa langsung terkoneksi dengan AP (Access point).

Setelah client melalui proses open system authenticationdan Association, client sudah diperbolehkan mengirim data melalui AP namun data yang dikirim tidak akan dilanjutkan oleh AP kedalam jaringannya.

Bila keamanan WEP diaktifkan, maka data-data yang dikirim oleh Client haruslah dienkripsi dengan WEP Key. Bila ternyata setting WEP Key di client berbeda dengan setting WEP Key di AP (Access Point)  maka AP tidak  akan menggenal data yang dikirim oleh client yang mengakibatkan data tersebut akan di buang (hilang).

Jadi walaupun client diijinkan untuk mengirim data, namun data tersebut tetap tidak akan bisa melalui jaringan AP bila WEP Key antara Client dan AP ternyata tidak sama.



Gambar : Open System Authentication

  • Setting Open System Authentication
Secara default, authentikasi pada Access Point tidak diaktifkan (disable). Ini menjadikan siapa saja yang memiliki koneksi wi-fi dapat mengakses jaringan AP tersebut. Ini bisa dilihatkan pada gambar di bawah ini :


Tampak pada gambar diatas , jaringan “linksys” tersebut “unsecured”, artinya bahwa tidak ada metode authentikasi ataupun enkripsi padanya, sehingga setiap user yang mengetahui SSID-nya dapat terkoneksi ke jaringan tersebut.

  • Setting Open System Authentication Pada windows XP
Langkah Setting Pada Windows XP :

1. Buka “Network Connections” dari “Control Panel”, maka akan terdapat beberapa network adapter yang telah ter-install, termasuk Wireless Adapter. Jika tidak terdapat Wireless Network Connection,  adapter anda harus dihidupkan terlebih dahulu.


2. Klik kanan pada Wireless Network Connection, pilih “Properties”, maka muncul window  property dari wireless adapter yang bersangkutan,


3. lalu Pilih tab “Wireless Networks”


       
Gambar : Window Wireless Properties

4.  Klik “Add” untuk menambahkan SSID yang dimaksud, lalu :

  1. Isi Network name (SSID), yaitu nama dari SSID Hotspot
  2. Pilih pada kolom Network Authentication dengan  “Open” Pada kolom Data Encription, pilih “WEP”
  3. jika pilihan “The key is provided to me automaticly” di check, maka otomatis kolom Network Key akan di disable.
  4. Sebaliknya jika ingin mengisi kolom Network Key, maka pilihan “The key is provided to me automaticallly” jangan dicheck.
Network Key tersebut harus diisi jika WEP key  di Access Point diaktifkan.



pada tab “Connection”

Opsi tersebut diaktifkan agar ssid “linksys” dapat secara otomatis terkoneksi.

4.1.2  Shared Key Authentication (WEP)

Lain halnya open system authentication, Shared Key Authentication mengharuskan client untuk mengetahui lebih dahulu kode rahasia (passphare key) sebelum mengijinkan terkoneksi dengan AP. Jadi apabila client tidak mengetahui ”Key” tersebut maka client tidak akan bisa terkoneksi dengan Access Point.

Pada Shared Key Authentication, digunakan juga metode keamanan WEP. Pada proses Authenticationnya, Shared Key akan ”meminjamkan” WEP Key yang digunakan oleh level keamanan WEP, client juga harus mengaktifkan WEP untuk menggunakan Shared Key Authentication.
WEP menggunakan algoritma enkripsi RC4 yang juga digunakan oleh protokol https. Algoritma ini terkenal sederhana dan mudah diimplementasikan karena tidak membutuhkan perhitungan yang berat sehingga tidak membutuhkan hardware yang terlalu canggih.
Pengecekan WEP Key pada proses shared key authentication dilakukan dengan metode Challenge and response sehingga tidak ada proses transfer password WEP Key.
Metode yang dinamakan Challenge anda Response ini menggantikan pengiriman password dengan pertanyaan yang harus dijawab berdasarkan password yang diketahui.

Prosesnya sebagai berikut:
  1. Client meminta ijin kepada server untuk melakukan koneksi.
  2. Server akan mengirim sebuah string yang dibuat secara acak dan mengirimkanya kepada client.
  3. Client akan melakukan enkripsi antara string/ nilai yang diberikan oleh server dengan password yang diketahuinya. Hasil enkripsi ini kemudian dikirimkan kembali ke server.
  4. Server akan melakukan proses dekripsi dan membandingkan hasilnya. Bila hasil dekripsi dari client menghasilkan string/nilai yang sama dengan string/nilai yang dikirimkan oleh server, berarti client mengetahui password yang benar.


Gambar : Authentication Shared Key  (Metode Challenge and Response)


  • Setting Authentication  pada  Access Point
Pada Access Point, cara setting Authentication juga hampir sama dengan sistem operasi windows xp, cuma penamaan istilah nya saja yang berbeda.

Pada AP merek Linksys, untuk memilih tipe authentikasinya terdapat 2 pilihan yaitu Auto dan Shared Key. Pilihan ini terdapat pada bagian ”Advanced Wireless setting”.


Untuk pilihan Auto, berarti setingan di AP menyesuaikan dengan setingan di komputer client jadi jika client menggunakan Open System Authentication maka otomatis AP juga  memakai Open System Authentication.

Sedangkan untuk pilihan Shared,  berarti Access Point menggunakan “Shared Key Authentication” dan dikomputer client juga harus memakai setting ini.


           

Secara Default, Access Point Linksys  menggunakan pilihan Auto, pada bebeapa AP merek lain, pilihan menu “type authentication” ini tidak tersedia karena AP akan secara otomatis mendeteksi setting dari client.
  • Setting WEP Keys
Bila memilih Authentication Type dengan shared, artinya proses Authentication akan meminjam WEP Keys. karena itu, metode WEP harus diaktifkan.


Pada  ”Security-Mode WEP”,  Ada dua level dari enkripsi WEP, 64-bit dan 128-bit. Semakin tinggi bit enkripsi, maka semakin aman jaringannya, namun kecepatan menjadi menurun. Untuk menggunakan WEP, pilih bit enkripsi yang diinginkan, dan masukkan passphrase atau key WEP dalam bentuk heksadesimal.

Secara umum, mode security yang sering digunakan adalah WEP. WEP

Bisa menggunakan urutan nilai heksadesimal yang berasal dari enkripsi / generate sebuah passphrase,
Pada gambar berikut, akan dijelaskan Setting WEP Key pada AP Linksys




Pada gambar diatas, pada kolom isian ”Security Mode” digunakan modus security WEP, Pilihan ”Default Tranmit Key” sama dengan ”Key Index” pada Wireless network Properties Windows XP.

Pada gambar diatas,  terdapat 2 jenis enkripsi bit-nya yaitu 64 bit atau 128 bit,


Tombol Generate akan menghasilkan 4 buah WEP key dengan panjang 10 digit heksa (64 bit) atau 26 digit heksa (128 bit) berdasarkan Passphrase (password) ”wawawa” yang dimasukkan. biasanya metode yang dipakai oleh vendor untuk mengubah kata dalam kolom passphrase inimenggunakan Crytographic hash MD5 atau teknik  Neesus Dataco.


Apabila WEP Keys hasil generate dari passphrase membingungkan dan sulit untuk diingat, maka masukkan saja ”WEP Key” secara langsung ke dalam kotak isian WEP Key (Key 1,Key 2, Key 3 atau Key 4.) dan tidak perlu lagi memasukkan kata ke dalam kolom passphrase. Jika dipilih Default Transmit Key 1, maka hanya perlu mengisi kolom Key 1, jika Default Transmit Key 2, maka kolom yang diisi yaitu Key 2,dst.

Berdasarkan ”Default transmit Key” yang dipilih yaitu 1, maka Network key yang digunakan adalah Key 1,


Pada setingan windows, juga harus dipilih ”Key Index (Advanced) 1”  dan kolom

”Network Key”  diisi dengan Key 1 dari Passphrase ”wawawa”.

Gambar : Setting WEP pada user .


“Network Authentication - Shared”, “Data Encryption - WEP”, dan “Network Key” diisi dengan Network Key yang bersangkutan sesuai dengan Key yang dipilih (Key 1 - 4),

dalam hal ini, dipilih Key 1.

Setelah di setting, maka di komputer client akan tampak seperti gambar di bawah ini :



Gambar :  Tampilan jaringan menggunakan security WEP dari sisi user

Catatan :

Dengan menggunakan Wireless Zero Configuration, Setting Authentikasi pada AP akan otomatis terekam pada “preferred network”   sehingga  konfigurasi setting authentikasi pada windows xp tidak perlu dilakukan secara manual lagi, hanya perlu memasukkan Network Key nya. Seperti gambar berikut :




Maka otomatis, Setting akan tersimpan pada windows.
.:. Setting Authentikasi pada windows XP tersebut berguna untuk melakukan koneksi ke Access Point apabila SSID nya tersembunyi (Hidden SSID). Mana yang lebih baik ? Open atau Shared Authentication ?

Berdasarkan cara kerja dari Shared Key Authentication, level keamanan ini terlihat lebih baik baik dan jauh lebih aman daripada level keamanan yang di tawarkan oleh Open System Authentication.
Tetapi permasalahan utama yang terjadi adalah Shared Key Authentication meminjam WEP Key yang merupakan “rahasia” yang harus dijaga.


Metode Challenge and Response mengirim sebuah string acak kepada computer client yang dengan mudah bisa di lihat oleh hacker, demikian juga hasil enkripsi yang dikirimkan kembali dari client ke AP.
Akibatnya adalah Plaintext dan enkripsi (ciphertext) sudah diketahui oleh hacker. walaupun bukan WEP Key yang didapatkan namun hasil yang di dapat ini merupakan sebuah contah dari hasil enkripsi dari sebuah string. Dengan mengumpulkan banyak contoh semacam ini, maka dengan mudah WEP Key bisa didapatkan. Ini lah cara bagaimana hacker bisa mengcrack WEP Key.  Metode Shared Key Authentication akhirnya bukan mengamankan wireless namun menjadi pintu masuk bagi hacker untuk mengetahui WEP Key yang digunakan.
Oleh karena itu, pakar keamanan menyarankan lebih baik untuk menggunakan Open System Authentication yang disertai dengan Enkripsi agar hacker tidak mendapatkan contoh plaintext beserta ciphertext.

Kesimpulannya Level keamanan Open System Authentication lebih baik daripada Shared Key Authentication bila di implentasikan dengan benar.
4.2.   WPA Pre-Shared Key  (WPA Personal)


Metode Keamanan WEP memiliki banyak kelemahan sehingga badan IEEE meyadari permasalahan tersebut dan membentuk gugus tugas 802.11i untuk menciptakan keamanan yang lebih baik dari WEP. Sebelum hasil kerja dari 802.11i selesai, aliansi Wi-fi membuat metode keamanan baru yang bisa bekerja dengan hardware yang terbatas kemampuannya, maka muncullah

Wi-Fi Protected Access (WPA) pada bulan April 2003.

Standar Wi-Fi ini untuk meningkatkan fitur keamanan pada WEP. Teknologi ini di desain untuk bekerja pada produk Wi-Fi eksisting yang telah memiliki WEP (semacam software upgrade).
Kelebihan WPA adalah meningkatkan enkripsi data dengan teknik Temporal Key Integrity Protocol (TKIP). enkripsi yang digunakan masih sama dengan WEP yaitu RC4, karena pada dasarnya WPA ini merupakan perbaikan dari WEP dan bukan suatu level keamanan yang benar – benar baru, walaupun beberapa device ada yang sudah mendukung enkripsi AES yaitu enkripsi dengan keamanan yang paling tinggi. TKIP mengacak kata kunci menggunakan ”hashing algorithm” dan menambah Integrity Checking Feature, untuk memastikan kunci belum pernah digunakan secara tidak sah.

4.3.   WPA2 Pre-Shared Key  (WPA2 Personal)

Group 802.11i akhirnya menyelesaikan metode keamanan yang awalnya ditugaskan dari IEEE. Level keamanan ini kemudian dinamakan sebagai WPA2.

WPA2 merupakan Level keamanan yang paling tinggi. Enkripsi utama yang digunakan pada WPA2 ini yaitu enkripsi AES.  AES mempunyai kerumitan yang lebih tinggi daripada RC4 pada WEP sehingga para vendor tidak sekedar upgrade firmware seperti dari WEP ke WPA. Untuk menggunakan  WPA2 diperlukan hardware baru yang mampu bekerja dengan lebih cepat dan mendukung perhitungan yang dilakukan oleh WPA2.

Sehingga tidak semua adapter mendukung level keamanan WPA2 ini.

  • Setting WPA Pre-Shared Key (WPA-PSK)



Gambar 13.6 Setting Security Mode WPA-PSK pada AP
Pada Security-Mode : WPA,  Ada dua opsi enkripsi pada jenis ini, yaitu TKIP dan AES. TKIP (Temporal Key Integrity Protocol) menggunakan metode enkripsi yang lebih aman dan juga menggunakan MIC (Message Integrity Code) untuk melindungi jaringan dari serangan. Sedangkan AES (Advanced Encryption System) menggunakan enkripsi 128-bit blok data secara simetris.

Untuk menggunakan WPA Pre-Shared Key, masukkan password pada WPA Shared Key dengan panjang karakter antara 8 sampai 63. Group Key Renewal Interval diisi dengan nilai default yaitu 3600 seconds. Mode security ini sederhana untuk diakses dari sisi user, karena penggunaannya semudah seperti login ke Windows atau account e-mail.

Contohnya seperti pada gambar dibawah.

Pada Wireless Network Connection di komputer client akan muncul SSID Linksys dengan security WPA.


Gambar : Tampilan jaringan wireless yang memiliki security WPA dari sisi user

Untuk melakukan koneksi, tekan tombol connect maka akan muncul

Gambar 13.8 Window yang muncul ketika akan melakukan koneksi ke jaringan WPA-PSK
Lalu  isikan Network key pada AP tadi yaitu “wawawawa”. Klik ”Connect” maka kita akan terkoneksi ke jaringan hotspot tersebut dan secara otomatis setingan untuk AP tersebut tersimpan di windows xp, untuk melihat setingan tersebut lihat di bagian ”Preferred network”.


Untuk melakukan setingan WPA secara manual, maka lihat gambar di bawah ini :

Gambar : Setting WPA-PSK di windows XP
Contoh penggunaan mode ini, kita isi WPA Shared Key dengan password “wawawawa” dan algoritma TKIP sesuai dengan algoritma enkripsi di AP yaitu TKIP.

Kesimpulannya Metode keamanan dan metode enkripsi harus sama antara AP dengan  komputer client.

4.4.  WPA Enterprise / RADIUS  ( 802.1X / EAP )

Metode keamanan dan  algoritma enkripsi pada WPA Radius ini sama saja dengan WPA Pre-Shared Key, tetapi authentikasi yang digunakan berbeda.

Pada WPA Enterprise ini menggunakan authentikasi 802.1X atau EAP (Extensible Authentication Protocol ). EAP merupakan  protokollayer 2 yang menggantikan PAP dan CHAP.

Spesifikasi yang dibuat oleh IEEE 802.1X untuk keamanan terpusat pada jaringan hotspot Wi-fi. Tujuan standar 8021x IEEE  adalah untuk menghasilkan kontrol akses,     autentikasi, dan manajemen kunci untuk wirelessLANs.

Spesifikasi ini secara umum sebenarnya ditunjukan untuk jaringan kabel yang menentukan bahwa setiap kabel yang dihubungkan ke dalam switch harus melalui proses auntetikasi terlebih dahulu dan tidak boleh langsung memperbolehkan terhubung kedalam jaringan.
Pada spesifikasi keamanan 802.1X, ketika login ke jaringan wireless maka Server yang akan meminta user name dan password dimana ”Network Key” yang digunakan oleh client dan AP akan diberikan secara otomatis sehingga Key tersebut tidak perlu dimasukkan lagi secara manual.
Setting security WPA enterprise/corporate ini membutuhkan sebuah server khusus yang berfungsi sebagai pusat auntentikasi seperti Server RADIUS (Remote Authentication Dial-In Service) . Dengan adanya Radius server ini, auntentikasi akan dilakukan per-client sehingga tidak perlu lagi memasukkan passphrase atau network key key yang sama untuk setiap client.  “Network key” di sini diperoleh dan diproses oleh server Radius tersebut.

Fungsi Radius server adalah menyimpan user name dan password secara terpusat yang akan melakukan autentikasi client yang hendak login kedalam jaringan.

Sehingga pada proses authentikasi client menggunakan username dan password.

Jadi sebelum terhubung ke wireless LAN atau internet, pengguna harus melakukan autentikasi telebih dahulu ke server tersebut.


proses  Authentikasi 802.1X / EAP ini relatif lebih aman dan tidak tersedia di WEP
  • Setting Security-Mode : WPA Radius

Gambar 13.9 Setting WPA RADIUS pada AP
WPA RADIUS menggunakan server RADIUS eksternal untuk melakukan authentikasi. Untuk menggunakan mode ini, masukkan alamat IP dari server RADIUS, beserta port nya (default adalah 1812),  juga kata kunci dari server yang bersangkutan. Metode Algoritma yang digunakan bisa TKIP atau AES, akan tetapi lebih baik menggunakan metode enkripsi AES yang lebih tinggi dari TKIP.


Pada gambar diatas, terdapat pilihan Radius Server Address yaitu untuk menentukan lokasi dari radius server yang digunakan.

Tidak ada kolom memasukkan passphrase atau Network key disini karena ”Network Key” yang digunakan oleh client dan AP akan diberikan secara otomatis,  yang ada hanyalah Radius Shared Key yang merupakan permintaan ijin untuk mengakses Radius Server.


Pada Windows XP menamakan level keamanan korporasi ini dengan WPA atau WPA2 (tanpa PSK) dan disebut juga level keamanan Enterprise.

Pada ”Wireless Network Properties” ketika memilih WPA ataupun WPA2 ,

kotak ”Network Key”  akan di-disable sehingga tidak perlu lagi  memasukkan Network Key kare Network Key akan otomatis diberika oleh Server adius.


dan Pada tabulasi Authentication diharuskan menggunakan level keamanan 802.1X.


   

Gambar : Setting WPA-Enterprise (WPA Radius) di windows XP



BAB V


PENUTUP

5.1. KESIMPULAN
  1. Open System Authentication  lebih baik daripada Shared Key Authentication bila di implentasikan dengan benar. Karena Shared Key Authentication meminjam WEP Key pada saat Client meminta izin untuk melakukan koneksi. Pada saat AP mengirim sebuah string acak kepada computer client dapat dengan mudah di lihat oleh hacker, demikian juga hasil enkripsi yang dikirimkan kembali dari client ke AP sehingga Hacker  bisa mengcrack WEP Key.
Solusinya lebih baik untuk menggunakan Open System Authentication yang disertai dengan Enkripsi agar hacker tidak mendapatkan contoh plaintext beserta ciphertext (hasil enkripsi dari WEP Key).
  1. untuk melakukan koneksi ke Jaringan Hotspot apabila SSID nya tersembunyi (Hidden  SSID). maka bisa mensetting Authentikasi nya pada windows XP , bila Setingan tersebut sesuai dengan setingan di AP, maka client akan otomatis terkoneksi.
  2. Banyaknya wireless LAN yang aktif dengan konfigurasi default akan memudahkan para hacker dapat memanfaatkan jaringan tersebut secara ilegal. Konfigurasi default dari tiap vendor perangkat wireless sebaiknya dirubah settingnya sehingga keamanan akses terhadap wifi tersebut lebih baik. Keamanan jaringan Wireless dapat ditingkatkan dengan cara tidak hanya menggunakan salah satu cara mensetting yang sudah dibahas diatas, tetapi dapat menggunakan kombinasi beberapa teknik sehingga keamanan lebih terjamin.
  3. Standar Authentikasi pada WPA terdapat 2 yakni WPA Personal (WPA-PSK), dan WPA Enterprise / WPA RADIUS (802.1X).
Untuk solusi kemanan wireless yang lebih aman dapat menggunakan WPA2 Radius dengan Metode Enkripsi yang paling tinggi yaitu AES.
  1.  WEP, WPA, dan WPA2 bukanlah algoritma enkripsi. berikut rangkuman Standarisasi, Authentikasi, metode – metode yang digunakan serta Enkripsi yang digunakan nya untuk lebih memahaminya.

Standard

Authentication

Method

Encryption Method Cipher

802.11 Standard

Open System or Shared Key

WEP

RC4
WPA Personal WPA Passphrase

(WPA PSK or


  WPA Pre-Shared Key)

TKIP

RC4
WPA  Enterprise 802.1X / EAP TKIP RC4
WPA2 Personal
802.11i
WPA2  Passphrase

(WPA PSK or

  WPA Pre-Shared Key)
CCMP (default)
TKIP (optional)
AES (default)
RC4 (optional)


WPA2  Enterprise
802.11i

802.1X / EAP

CCMP (default)

TKIP (optional)

AES (default)
RC4 (optional)


    • SARAN
1. Apabila memungkinkan, pihak sekolah bisa selalu mengawasi Praktikan maupun siswa yang melakukan Praktik Industri di tempat industri lain.

2. Disarankan untuk menjalin komunikasi yang lebih dekat dengan pihak industri sehingga siswa lebih terpromosikan kepada Pihak Industri.

3. Untuk mempermudah mencari tempat praktik industri, disarankan untuk dibuatkan buku/daftar nama dan alamat industri bagi siswa sesuai bidang keahliannya. Alternatif lainnya, diharapkan pihak sekolah dapat menempatkan siswa calon Praktikan untuk ditempatkan di tempat industri yang sesuai dengan bidang keahliannya.











DAFTAR PUSTAKA

Josua M Sinambela, 2007,  Makalah Seminar Wireless dan Keamanan Wireless
Stiawan Deris, 2008, Wireless Fundamental, Instalation & Implemetations,  http://www.ilkom.unsri.ac.id/deris
Varamita, 2008. Remote Authentication Dial-In User Service, http://ilkom.unsri.ac.id
Webmaster’s Guide to the Wireless internet , http://www.syngress.com
 Wirawan DEA, 2008, Mata Kuliah Jaringan Nirkabel Pita Lebar,  http://oc.its.ac.id,

2007, S’to. Wireless Kung fu : Networking & Hacking, Jasakom,
2008, Wireless Standard,  http://standards.IEEE.org/ ,

0 komentar:

Copyright © ANIN TIAR BLOG